Artemisia Carvifolia adalah ramuan umum yang ditemukan di banyak bagian dunia, dan telah digunakan oleh ahli herbal Cina atau lebih dari 2000 tahun dalam pengobatan malaria. Rekor paling awal berasal dari tahun 200 SM, dalam " Lima Puluh Dua Resep" yang digali dari makam Dinasti Han Mawangdui . Aplikasi antimalaria pertama kali dijelaskan, dalam Zhouhou Beiji Fang ("Buku Pegangan Resep untuk Keadaan Darurat", bahasa Mandarin : 肘 后备 急 方 ), diedit pada pertengahan abad keempat oleh Ge Hong ; dalam buku itu, 43 metode pengobatan malaria dicatat. Gambar dari makalah ilmiah asli yang mencatat sejarah penemuan, telah tersedia online sejak 2006. Pada tahun 1967, program penelitian penyaringan tanaman , dengan nama Proyek 523 , didirikan oleh tentara Tiongkok untuk menemukan pengobatan yang memadai untuk malaria; program dan pekerjaan klinis awal diperintahkan oleh Ketua Mao Zedong atas permintaan para pemimpin Vietnam Utara untuk memberikan bantuan bagi tentara mereka yang sarat malaria. Dalam perjalanan penelitian ini, Tu Youyou menemukan artemisinin di daun Artemisia Carvifolia ( kayu apat tahunan; 1972). Obat itu bernama Qinghaosu dalam bahasa Cina. Itu adalah salah satu dari banyak kandidat yang diuji sebagai kemungkinan pengobatan untuk malaria oleh para ilmuwan Cina, dari daftar hampir 5000 obat-obatan tradisional Tiongkok . Tu Youyou juga menemukan bahwa proses ekstraksi suhu rendah dapat digunakan untuk mengisolasi zat antimalaria yang efektif dari tanaman; Tu mengatakan dia dipengaruhi oleh sumber obat herbal tradisional China "Buku Pegangan Resep untuk Perawatan Darurat" yang ditulis pada tahun 340 SM oleh Ge Hong mengatakan bahwa ramuan ini harus direndam dalam air dingin. Buku ini berisi referensi yang bermanfaat untuk ramuan: "Segenggam qinghao direndam dengan dua liter air, peras jusnya dan minum semuanya." Tim Tu kemudian mengisolasi ekstrak yang berguna. Zat yang diekstraksi, setelah dikenakan pemurnian, terbukti bermanfaat sebagai titik awal untuk mendapatkan artemisinin yang dimurnikan. Sebuah tinjauan tahun 2012 melaporkan bahwa terapi berbasis artemisinin adalah obat yang paling efektif untuk pengobatan malaria pada waktu itu; Itu juga dilaporkan untuk membersihkan parasit malaria dari tubuh pasien lebih cepat daripada obat lain. Selain artemisinin, Project 523 mengembangkan sejumlah produk yang dapat digunakan dalam kombinasi dengan artemisinin, termasuk lumefantrine , piperaquine , dan pyronaridine .
Hasilnya dipublikasikan dalam Chinese Medical Journal pada 1979). Penelitian ini pada awalnya ditanggapi dengan skeptis, sebagian karena struktur kimia artemisinin, khususnya bagian peroksida , tampaknya terlalu tidak stabil untuk menjadi obat yang layak.
Pada akhir 1990-an, Novartis mengajukan paten Cina baru untuk pengobatan kombinasi dengan artemether dan lumefantrine , memberikan terapi kombinasi berbasis artemisinin (ACT) (Coartem) pertama dengan harga lebih murah ke Organisasi Kesehatan Dunia . Pada tahun 2006, setelah artemisinin menjadi pengobatan pilihan untuk malaria, WHO menyerukan penghentian segera untuk persiapan artemisinin obat tunggal yang mendukung kombinasi artemisinin dengan obat malaria lainnya, untuk mengurangi risiko parasit mengembangkan resistensi.
Pada 2011, Tu Youyou dianugerahi Penghargaan Riset Medis Klinis Lasker-DeBakey yang prestisius karena perannya dalam penemuan dan pengembangan artemisinin. The New York Times mencatat bahwa penemuan artemisinin sedang dipertimbangkan untuk Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran di masa depan .
Pesan Anda harus antara 20-3.000 karakter!
